Dalam kehidupan sehari-hari, keputusan konsumen untuk membeli produk pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu yang terpenting adalah faktor ekonomi. Faktor ini menjadi semakin penting, terutama di masa ketidakpastian ekonomi, kenaikan harga bahan pangan pokok, dan daya beli yang berfluktuasi. Memahami bagaimana kondisi ekonomi memengaruhi perilaku konsumen sangat penting bagi perusahaan, pembuat kebijakan, dan konsumen itu sendiri.
Pendapatan dan Daya Beli
Pendapatan individu atau rumah tangga merupakan faktor kunci dalam keputusan pembelian. Konsumen berpendapatan tinggi cenderung lebih menyukai produk premium, produk organik, atau makanan dengan nilai gizi tinggi. Di sisi lain, konsumen berpendapatan rendah lebih memilih produk yang murah dan mengenyangkan seperti beras, mi instan, atau makanan pokok lainnya.
Di masa ekonomi sulit, seperti saat resesi atau pandemi, pendapatan banyak orang menurun. Hal ini sering kali menyebabkan perubahan perilaku pembelian: produk bermerek digantikan oleh alternatif yang lebih murah, biasanya dari pemasok lokal atau merek dagang swasta.
Harga Makanan
Harga merupakan variabel ekonomi yang sangat sensitif yang secara langsung memengaruhi keputusan pembelian. Sebagai respons terhadap kenaikan harga, konsumen menyesuaikan perilaku mereka: mereka membeli lebih sedikit, mengganti merek, atau beralih ke alternatif yang lebih murah.
Ketersediaan dan Akses Ekonomi
Selain harga dan pendapatan, ketersediaan dan akses pangan juga berperan dalam perekonomian. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau daerah yang kurang mampu secara ekonomi sering kali kurang memiliki akses terhadap pangan berkualitas tinggi, baik karena infrastruktur yang tidak memadai maupun pilihan yang terbatas. Akibatnya, harga di daerah pedesaan sering kali lebih tinggi daripada di pusat kota, yang sangat memengaruhi keputusan pembelian. Struktur pasar juga memengaruhi ketersediaan.
Strategi Periklanan dan Penetapan Harga
Di masa ekonomi yang penuh tantangan, banyak perusahaan menggunakan iklan dan kampanye diskon untuk meningkatkan daya beli. Penawaran seperti diskon, “beli satu gratis satu,” atau paket hemat terbukti efektif, terutama bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga.
Selain itu, e-commerce dan platform digital memungkinkan konsumen untuk membandingkan harga dengan mudah. Transparansi harga ini mendorong persaingan yang lebih ketat dan membuat konsumen lebih selektif dan rasional dalam mengambil keputusan.
Perubahan Gaya Hidup karena Situasi Ekonomi
Gaya hidup konsumen juga berubah seiring dengan situasi ekonomi. Pada masa ekonomi stabil, banyak orang lebih sering makan di luar, misalnya di restoran atau kafe. Namun, pada masa krisis, orang lebih sering memasak di rumah atau mengandalkan produk yang tahan lama dan murah.
Perubahan ini berdampak langsung pada permintaan. Konsumen semakin beralih ke makanan pokok seperti beras, sayur-sayuran, dan bahan-bahan memasak, sementara penjualan makanan siap saji yang mahal mungkin menurun.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, jelas bahwa faktor ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian makanan. Pendapatan, harga, ketersediaan, promosi, dan perubahan gaya hidup semuanya berperan dalam menentukan apa, berapa banyak, dan di mana konsumen membeli.
Oleh karena itu, penting bagi produsen dan pengecer untuk memahami lingkungan ekonomi target pasar mereka dan menyesuaikan strategi pemasaran serta penetapan harga sesuai dengan kondisi tersebut. Pada saat yang sama, pengetahuan ini juga menjadi dasar penting bagi langkah-langkah kebijakan untuk memastikan keamanan pangan dan stabilitas harga, sehingga semua kelompok sosial memiliki akses terhadap pangan yang cukup, sehat, dan terjangkau.